RANTEPAOPOS.ID-LUWU UTARA,– Harga Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit tak menentu dan selalu mengalami penurunan membuat para petani kelapa sawit mulai resah.
Seperti yang terjadi di Kecamatan Sabbang Selatan, seorang petani kelapa sawit bernama H.Nasir lebih memilih membakar kebun pohon kelapa sawitnya untuk menanam jagung, yang katanya dengan jagung harganya menjanjikan setiap panen dan terus mengalami kenaikan harga.
“Harganya disini tidak menentu, malah semakin menurun dan lebih baik saya tebang menggantikan dengan menanam jagung sebab harganya menjanjikan tiap panen, ketimbang harga kelapa sawit,” kata H.Nasir pada media ini, Minggu (15/9/2019).
Menurutnya, harga kelapa sawit yang sangat rendah menyebabkan petani sudah tak bisa berpenghasilan yang layak, sebab harga penjualan hanya bisa menutupi pembelian pupuk yang harganya cukup mahal.
“Kami sudah menderita bertahun-tahun, akibat harga yang terus menerus mengalami penurunan, kami sudah tidak tahan terpaksa ditebang saja,” ujarnya dengan nada kesal, seraya menambahkan, niat baik menanam kelapa sawit dengan tujuan mendapatkan kesejahteraan. Namun, harga kelapa sawit anjlok. Itulah saya tebang dan bakar.
Sementara itu, sekretaris Forum Petani Kelapa Sawit Berkelanjutan Indonesia Luwu Utara, Mahmuddin mengatakan, secara nasional harga TBS memang mengalami penurunan, hal tersebut diakibatkan naiknya pajak impor sejumlah negara tujuan CPO.
“Semestinya, harga TBS naik seiring menguatkan mata uang dollar terhadap rupiah, tapi yang terjadi malah sebaliknya, harga terus mengalami penurunan,” jelas Mahmuddin.
Penulis : Yustus
Editor : Yoel R Datubakka
Komentar