oleh

Kadis DPLH Torut: Masalah Sampah, Masalah Kita Semua

rantepaopos.id– Toraja Utara,– Masalah sampah di Toraja Utara sering jadi sorotan masyarakat yang tidak memahami persis duduk persolan.  Sasaran keritikan dialamatkan pada  Dinas Pengeloaan Lingkungan Hidup (DPLH) Toraja Utara.

Terkait hal itu, Kepala Dinas DPLH Toraja Utara, Ir. Arung Buntu Lipa mengatakan, Sabtu (30/3/2019) bahwa masalah sampah adalah masalah kita semua. Yang dimaksud dengan kita semua adalah pemerintah daerah, DPRD Toraja Utara dan masyarakat.

Alasannya, dinas yang dipimpinnya terkait dengan persampahan selalu  konsisten bertanggungjawab dalam hal teknis. Namun katanya, apakah sarana dan prasarana  pendukung termasuk dengan pendanaan sudah mendukung secara ideal.

Jawabannya kata Arung, itu belum. Betapa tidak, misalnya dari sisi anggaran masih sangat minim dibandingkan dengan beberapa kabupaten lainnya yang sudah mengola sampah dengan baik.

Contoh, kata Arung seperti di Kota Palopo untuk Dinas Kebersihan anggarannya Rp. 27 M lebih, kemudian Kota Bogor menganggarkan Rp. 80 M, sementara di Toraja Utara dianggarkan hanya Rp. 4,3 M untuk membiayai  lima bidang, diantaranya  bidang persampahan Rp. 3 M dan untuk empat bidang lainnya sebesar Rp. 1,3 M.

“Dana kita sangat sedikit sehingga dalam pengoperasian soal persampahan tidak maksimal, meski begitu kita tetap berupaya semaksimal mungkin namun tetap ada saja hambatannya,” kata Arung

Arung mengisahkan, bahwa dari hasil study bandingnya dengan kabupaten/kota yang sudah  menangani sampah dengan baik itu karena didukung oleh dana yang cukup, sehingga dalam pengoperasiannya tidak megalami kendala.

Katanya,  saat dirinya  ketemu dengan Ketua DPRD Depok yang juga adalah putra Toraja. Ketua DPRD Depok ini menjelaskan secara rasionla bahwa idealnya untuk anggaran yang terkait dengan persampahan adalah 10 % dari total APBD.

“Kalau persampahan dianggarkan 10 % dari  total anggaran APBD itu sudah berjalan normal,” jelas arung mengutip penjelasan Ketua DPRD Depok saat lakukan study banding ke Depok.

Dalam anggaran yang minim ini kata Arung, masalah lain yang dihadapi seperti 10 unit kontainer yang dimilki semuanya sudah pada keropos. Agar kontainer ini bisa dipake maka dengan  terpaksa ditambal-tambal seadanya termasuk pengecetan secara manual.

Masalah lain, untuk pengangkutan ada sembilan unit truk, yang dua masih dalam kondisi  baru, kemudian 7 unit umurnya sekitar 30 tahunan. Kendaraan tua ini masih dari Toraja ketika belum dimekarkan.

Mobil angkutan sampah yang umurnya sudah  puluhan tahun, sebut Arung,  biaya oparsionalnya sudah sangat tinggi, dan jika ada yang rusak harus dibeli satu set suku cadangnya. Pembelian lainnya adalah ban, dengan harga satu ban senilai Rp. 1,5 Juta.

Kekurangan lainnya, adalah personil petugas kebersihan yang sampai saat ini baru 115 orang yang idealnya 300 personil.

“Kalau kita megharapkan  penanganan persampahan di Toraja Utara  ini dalam  kategori ideal, maka  yang perlu direalisasikan adalah P3P,  yakni personil, pendanaan dan prasarana yang jumlahnya harus ideal pula,” pungkas Arung.

Dalam mencapai harapan itu, kata Arung, pihak DPLH Toraja Utara setiap tahunnya  mengusulkan anggarannya sesuai dengan kebutuhan, namun hal ini tidak pernah terpenuhi.

“Yang menentukan anggran, Pemerintah bersama-sama dengan DPRD, namun saya tidak tahu kenapa yang disetujui terlalu minim  di OPD kami, padahal persoalan  persampahan ini kita sudah sama-sama mengetahui masalahnya,” jelas Arung.

Arung dikenal  salah satu sosok pemimpin  organissasi perangkat daerah yang bertanggungjawab dengan Tupoksinya, maka dengan dana yang minim di dinas yang dipimpinnya memaksa dirinya untuk berpikir dalam  mensiasati sehingga gerakan operasional persampahan bisa jalan.

Syukur kata Arung, untuk pembangunan jalan menuju lokasi tempat pembuangan akhir  (TPA) di Karua tahun 2019 ini sudah akan dituntaskan, karena tahun 2018 lalu hanya dianggarkan Rp. 2 M sehingga tidak cukup untuk pembiayaan secara kesuluruhan jalan menuju TPA.

“Kita harapkan pekerjaan penuntasan jalan menuju TPA ini secepatnya selesai, supaya TPA itu segera kita fungsikan,” kunci Arung penuh harap. (yoel)

Komentar