oleh

IKA FIB Unhas dari Dua Jurusan akan Gelar Jalan Santai Peringati Bulan Bahasa 2022

-Budaya, Headline-285 views

Torayapos.co.id-Parepare,–Ikatan Alumni (IKA) Universitas Hasanuddin  (Unhas)  Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Jurusan Linguistik dan Sastra Indonesia angkatan 1992 sepakat berkolaborasi gelar jalan santai memperingati Bulan Bahasa dan Sumpah Pemuda pada bulan Oktober  2022 mendatang.

Kesepakatan itu terjadi setelah Ketua IKA Sastra Indonesia angkatan 1992 Hj. Megawati Cenchen menyatakan mendukung salah satu program IKA Linguistik itu.

Megawati juga hadir menyemarakkan Raker IKA Linguistik di Jalan Daeng Pawero No.4, Kota Parepare, Sabtu malam (16/7/2022).

“Kegiatan jalan santai Bulan Bahasa ini bagus sekali, dan kita bisa bekerja sama dalam melaksanakan dengan melibatkan seluruh alumni FIB dan bahkan seluruh alumni Unhas. IKa Linguistik dan IKA Sastra Indonesia angkatan 1992 sebagai panitia pelaksana,” tegas Megawati.

Peristiwa Sumpah Pemuda yang dicetuskan pada 28 Oktober 1928 menyebabkan bulan  Oktober disebut sebagai Bulan Bahasa. Kedua IKA jurusan dari FIB itu tidak hanya sepakat dalam melaksanakan jalan santai, tetapi juga sejumlah rangkaian kegiatan peringatan bulan bahasa sebelum jalan santai dilaksanakan.

Rangkaian kegiatan peringatan Bulan Bahasa 2022 selain jalan santai, antara lain lomba menulis puisi tingkat SMP dan SMP serta diskusi bahasa dan kebudayaan.

“Memperingati bulan bahasa tentu merupakan tanggung jawab utama alumni FIB, sesuai  bidang keilmuan. Karenanya, peringatan bulan bahasa itu harus dibuat sedemikian rupa sehingga bisa berlangsung meriah dan riang gembira dengan melibatkan seluruh alumni Unhas,” ujar Linda Salengke, ketua IKA Linguistik FIB Unhas.

Selain itu, IKA Linguistik dan IKA sastra Indonesia angkatan 1992 juga sepakat berkolaborasi dalam melaksanakan kegiatan kampanye penyadaran dan penyelamatan bahasa daerah.

Kegiatan tersebut sebagai respon atas kondisi 18 bahasa daerah di Indonesia saat ini yang terancam punah. Ketua IKA Linguistik maupun ketua IKA sastra Indonesia angkatan 1992 turut prihatin atas situasi kritis yang dialami sejumlah bahasa daerah tersebut. (*).

Komentar