Diera digital saat ini patut disyukuri kehadiran teknologi informasi yang modern namun manfaatnya bisa positif atau negative tergantung motif dan maksud pemakainya.
Tidak terasa negeri ini Kabupaten Tana Toraja dan Kabupaten TorajaUtara sudah diambang tahapan pilkada sehingga geliat kearah sana sudah terasa aktifitas unsur penyelanggara maupun persiapan para kontestan yang akan berkompetisi.
Dapat dimaklumi diambang perhelatan politik media sosial merupakan instrumen politik yang ampuh untuk menyampaikan aspirasi politik terutama media online dimana ada kebebasan yang praktis disana.Tak pelak lagi media online menjadi arena kompetisi yang dapat memicu hangatnya tensi politik yang akan mempunyai dampak. Oleh sebab itu kiranya dalam melakoni perhelatan pilkada baiklah kita menahan diri dengan menyampaikan aspirasi secara etis dan santun agar tidak melukai perasaan dan kepentingan baik individu maupun kontestan tertentu.
Jangan kita berbenturan dengan saudara kita sendiri hanya dengan kepentingan sesaat yang melemahkan persatuan serta mencederai kehidupan sosial budaya negeri ini. Saatnya kita sadari bahwa negeri yang berbudaya ini rentan dengan perkembangan politik apalagi yang melegalkan segala cara. Bahwa perhelatan politik selama ini telah dicederai berbagai pelanggaran baik di media sosial maupun dilapangan antara lain money politik, penggiringan opini dengan janji tertentu, membully (menjelekkan) individu atau kelompok lainnya serta menyampaikan issu yang propokatif. Cara – cara demikianlah yang harus dihindari dengan mengedepankan kepentingan yang lebih jauh kedepan bagi negeri ini. Disamping itu akan memberikan citra perhelatan pilkada yang tidak berkualitas serta menghambat proses demokrasi yang sejak lama dibangun.
Dalam rangka meminimalisir kondisi yang tidak diingini kiranya para penyelenggara Pilkada dapat berperan lebih tegas dan intensif melaksanakan sosialisasi kearah pencerahan dan pembelajaran politik sesuai aturan yang ada. Disamping itu institusi Polres dan Partai Politik pengusul diharapkan dapat mempasilitasi adanya Pilkada Damai bagi berbagai elemen yang melakoni Pilkada.
Diharapkan pula para partai pengusul dan tim pemenangan agar berkompetisi dengan mengutamakan adu program dan Visi – Misi secara edukatif dari kandidat yang didukung. Dengan demikian akan ada ruang yang lebih Jurdil dan bebas bagi pemilih menyalurkan hak politiknya secara demokratis sesuai hati nuraninya.Sekedar diketahui bahwa salah satu aspek budaya yang rentan pengaruh politik adalah Tongkonan yang adalah symbol budaya dan persatuan yang paling vital.Dibeberapa Tongkonan Layuk yang nampak megah dan anggun ternyata telah keropos dari dalam karena perbedaan pendapat dan kepentingan.
Dapat dibayangkan bilamana perhelatan Pilkada tidak dilakoni secara baik sesuai aturan yang ada niscayalah akan memicu keretakan yang sudah terjadi menjadi perpecahan serius yang sulit terselesaikan.
Kalau demikian adanya perlu dipertanyakan bagaimana persatuan dan kehidupan sosial budaya negeri ini kedepan. Dampak lain yang nyata akibat kegesekan sosial masyarakat selama ini adalah munculnya semboyan “Misa’ Kada Dipotuo Pantan Kada Dipomate” kiranya hanyalah lips service semata sebagai pencitraan rasa persatuan namun diberbagai kehidupan sosial hanya formalitas sesaat dipermukaan saja.Kiranya pemimpin yang terpilih nanti perlu mencanangkan rembuk skala luas (kombongan kalua’) menyangkut masa depan Budaya Toraja yang telah terkikis perkembangan zaman dan kekuatan materi.
Disayangkan negeri yang berbudaya ini hak asasi politik masyarakatnya telah tergadai atau terjual kepada anak negeri sendiri karena ambisi kekuasaan. Sesungguhynya politik uang , upeti dan nepotisme telah melemahkan hak dan kepentingan masyarakat sehingga timbul rasa apatisme.
Sebagai Anak Kandung negeri ini menjadi kewajiban kita memelihara rasa persatuan bukan memecah belah saudara – saudara kita hanya karena kepentingan jangka pendek.
Melalui media ini kiranya tidak ada salahnya menyimak kembali perkataan seorang SBY di objek Wisata Londa saat berkunjung di daerah ini yang secara spontan mengatakan bahwa “Toraja Adalah Negeri Yang Diberkati Tuhan”. Adalah kesan mendalam seorang mantan presiden yang Jawa Sentris namun mengagumi daerah ini yang dapat disimak maknanya bahwa Toraja adalah Negeri yang Berbudaya Luhur dan Unik, dengan panorama alam yang indah dan sejuk adalah suatu pemberian Tuhan yang harus disyukuri dan dipelihara kelestariannya sebagai aset bangsa. Siapa lagi yang wajib memelihara aset ini kalau bukan kita sendiri.
Marilah kita melakoni Pilkada dengan berkompetisi secara santun dan elegan dengan visioner yang jauh kedepan demi Toraja yang lebih baik yaitu Negeri yang Tentram dan Damai Sejahtera dengan sumber daya yang berdaya saing.
Selamat menjelang Pilkada, tak lupa patuhilah protokol kesehatan semoga badai Pandemi Covid-19 cepat berlalu karena “Tanah Matariallo Tondok Lepongan Bulan” adalah Negeri yang Diberkati Tuhan . (redaksi)
Komentar