oleh

Masyarakat Rangri Minta Pemerintah Segera Peningkatan Jalan Poros Rangri

Torayapos.co.id-Toraja Utara,–Pelajar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 3 Rangri, Lembang (desa) Basokan, Kecamatan Nanggala, Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan, setiap harinya harus berjalan kaki kurang lebih satu jam menuju ke sekolah. Itu, dikarenakan jalan yang dilewati tidak dapat dilalui kendaraan  roda dua dan empat karena belum pengerasan.

Jalan tersebut adalah Jalan Poros Rangri yang menghubungkan tiga kecamatan yakni Kecamatan Tondon, Nanggala dan Bokin. Pembangunan pembukaan jalan ini murni dari swadaya masyarakat tahun 1990-an. Harapan masyarakat  agar pemerintah daerah segera membantu peningkatan jalan (pengecoran jalan).

Sayangnya, impian warga kurang lebih 30 tahun itu hingga kini belum terwujud alias pemerintah daerah belum memberikan bantuan berupa peningkatan jalan pengecoran.

“Pembukaan Jalan poros Rangri ini dikerjakan tahun 90an dengan swadaya murni dari masyarakat, dan setiap ada Musrenbang selalu diusulkan pekerjaan pengecoran jalan tapi tidak pernah terealisasi dari Pemda,” terang Musa warga Rangri, Rabu (10/9/2025).

Siswa SDN 3 Rangri harus jalan kakai ke sekolah karena jalan tidak bagus, jika hujan harus lepas sepatu karena becek

Untuk itu, kata Musa, kerinduan masyarakat Rangri berharap penuh kepada bupati Toraja Utara, Dedy Victor Palimbong dapat memperhatikan Jalan Poros Rangri supaya segera dibantu  melalui dana APBD untuk peningkatan jalan pengecoran.

“Supaya kami masyarakat Rangri juga merasakan hal yang sama dengan warga lain di kecamatan lain yang jalannya sudah pada bagus-bagus, kami juga inginkan Jalan Poros Rangri ini dibantu segera melalui dana APBD untuk peningkatan jalan pengecoran sehingga dapat dilalui dengan kendaraan roda dua atau empat untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat,” harapnya.

Warga Rangri lain bernama Benyamin, juga mengatakan hal yang sama. Dia menjelaskan bahwa masyarakat Rangri pekerjaannya bertani, dan jika hendak menjual hasil pertaniannya ke Kota Rantepao atau Pasar Bolu harus memikul dan berjalan kaki kurang lebih 7 Km baru sampai di jalan poros Toraja-Palopo menunggu angkutan umum ke Rantepao atau Pasar Bolu.

Benyamin menambahkan, wilayah Rangri tanahnya subur sehingga apa pun yang ditanam akan tumbuh dan berbuah dengan baik.

“Kami warga Rangri pekerjaannya petani semua, ada peternakan, kelola sawah, cengkeh, kopi, kakao, durian dan tanaman sayur-sayuran, hasilnya bagus karena tanahnya subur. Yang bikin susah kami ketika hendak menjual hasil pertanian harus berjalan kaki sepanjang 7 Km baru bisa dapat jalur angkutan umum. Kami harapkan pak bupati segera dibantu untuk peningktan Jalan Poros Rangri ini agar bisa dilalui kendaraan dengan baik guna mendukung peningkatan pendapatan ekonomi petani,” harap Benyamin. (yoel).

Komentar