oleh

Ini Dia Bahan Fumigasi Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Yang Harus Diketahui

-Lifestyle-133 views

Proses fumigasi mengenakan bahan kimia adalah fumigan maupun biasa diucap dengan obat kutu. Akan tetapi, mengerti kah Kamu bahan fumigasi ini dibuat dari apa? Berikut ini merupakan uraian lengkapnya.

Fumigasi ialah aksi pengendalian ataupun penangkalan persebaran hama dengan metode mematikannya dengan memakai bahan beracun serta beresiko ialah fumigan.

Bahan- bahan di dalam fumigan merupakan bahan kimia yang bertabiat aktif serta beracun untuk makhluk hidup yang mengkonsumsinya. Bagi Organisasi Pangan serta Pertanian( Food and Agriculture Organization/ FAO) sendiri, fumigan terkadang dipasarkan dalam wujud kombinasi dengan komponen yang lain.

Bahan kombinasi fumigasi

Bahan fumigasi yang dipasarkan kerapkali dalam wujud kombinasi ataupun gabungan dengan komponen senyawa kimia yang lain. Berikut ini merupakan sebagian alibi logis yang mendasari perihal tersebut.

  1. Terdapatnya resiko kebakaran dari bahan beracun yang direduksi ataupun dicegah bertepatan dengan akumulasi dari bahan kimia yang lain. Contohnya merupakan akumulasi karbon dioksida ke dalam etilen oksida ataupun metil format serta karbon tetraklorida ke dalam akrilonitril ataupun karbon disulfida.
  2. Dengan memakai jenis bahan fumigasi berwujud cairan di dalam fumigasi biji, kombinasi terbuat buat membagikan bahan- bahan yang bisa menciptakan gas dengan laju yang berbeda serta pola difusi yang berbeda- beda. Jarak bahan yang berdifusi menyusut bergantung pada lamanya bahan tersebut diserap oleh biji. Fosfin digunakan selaku campuran dengan metil bromida dalam perlakuan material semacam minyak biji, fosfin berpenetrasi mendalam ke dalam material biji selagi metil bromida membagikan kontrol pada bagian permukaan luar biji.
  3. Terdapatnya kemampuan difusi fumigan yang volatil semacam metil bromida secara intens, sehingga bisa menimbulkan bagian permukaan atas komoditas pangan tidak hadapi perlakuan insektisida. Fumigan volatil yang kurang yang lain, semacam etilen dibromida ditambahkan buat membenarkan kalau material pada bagian atas sudah difumigasi dengan baik. Kombinasi pada jenis ini bisa digunakan di dasar keadaan tropik dikala temperatur komoditas terletak pada kisaran 38 derajat Celcius.
  4. Prinsip dari bahan toksik bisa bercampur sehingga terjalin distribusi yang jadi lebih seragam. Karbon tetraklorida, walaupun cuma insektisida di dalamnya secara menengah, bertujuan dalam distribusi bahan fumigasi yang lain semacam etilen dibromida yang tidak bisa berdifusi dengan baik lewat biji dalam wujud massal.

Walaupun kombinasi bahan fumigasi sangat bermanfaat buat banyak pemakaian spesialnya buat perlakuan perawatan serta proteksi biji dalam wujud massal yang ditaruh di gudang serta titik fumigasi lokal, penggunaannya wajib dicermati sebab terdapatnya keterlibatan aspek yang lingkungan.

Bahan- bahan fumigasi yang digunakan bisa jadi bisa tertinggal di dalam bermacam bagian yang berbeda dari sistem fumigasi. Perihal ini bisa menimbulkan suasana dimana material yang lebih beracun berfungsi bertentangan terhadap bagian lain dari populasi serangga sebaliknya bahan fumigasi yang kurang toksik terbuat buat mengijinkan waktu buat material yang kurang toksik buat memakai dampak maksimumnya.

Akrilonitril

Bahan fumigasi yang awal ialah akrilonitril ataupun dalam bahasa Inggrisnya Acrylonitrile, ialah bahan fumigasi yang bertabiat gampang dibakar sehingga tidak sempat diaplikasikan secara sendiri tetapi senantiasa dicampurkan dengan bahan- bahan tidak gampang dibakar yang lain.

Bahan fumigasi ini dicampur dengan karbon tetraklorida yang sudah digunakan selaku fumigan lokal serta buat fumigasi pada tembakau.

Akrilonitril dicampurkan dengan kloroform ataupun metilen klorida yang sudah sukses digunakan buat fumigasi bangunan terhadap rayap kayu kering.

Walaupun dibanding dengan metil bromida, kombinasi ini tidak mempunyai dampak yang mengganggu pada bahan- bahan rumah tangga semacam karet spons, bahan- bahan tersebut tidak hadapi aerasi sehabis fumigasi sesering pada metil bromida ataupun sulfuril fluorida.

Pada riset Ruppel dkk. pada tahun 1960, ditemui kalau kombinasi bahan fumigasi akrilonitril dengan tetraklorida tidak seluruhnya memuaskan terhadap hama di dalam gudang jagung di Kolombia dibanding dengan kombinasi EDC: CT 3 banding 1 yang kerap digunakan pada bermacam negeri.

Karbon disulfida

Bahan fumigasi selanjutnya ialah karbon disulfida yang ialah kombinasi dari karbon tetraklorida, karbon disulfida( CS2) yang sangat bermanfaat buat fumigasi biji, spesialnya pada tumbuhan yang telah besar, gudang penyimpanan, serta seluruh unit penyimpanan yang dilengkapi dengan sistem resirkulasi yang mencukupi.

Karbon tetraklorida yang lumayan wajib dicampurkan di dalam kombinasi buat menghindari terbentuknya bahaya kebakaran. Kombinasi yang universal ditemui di market mempunyai konsentrasi sebesar 16, 5% CS2, 82, 5% karbon tetraklorida, serta 1% bahan- bahan inert.

Untuk mendapatkan produk fumigasi terbaik dengan kandungan bahan yang aman dan ampuh untuk mengatasi masalah hama gudang, silahkan mengunjungi website resmi pancaprimawijaya.com atau obatfumigasi.com.

Komentar